Kamis, 18 Januari 2024

PURA KEREBAN LANGIT UNTUK MEMOHON KETURUNAN

 

      Pura Kereban Langit,Desa Sading,Kecamatan Mengwi,Kabupaten Badung,Bali.

    Pura Kereban Langit-ini sangat viral karena aura magisnya yang cukup membawa suasana yang begitu mistis begitupun dengan tempatnya.Ketika memasuki kawasan anda akan disuguhkan dengan atap langit yang dibawahnya ada sebuah pura,memang banyak terdapat pura yang tergolong unik seperti;Pura Kereban Langit yang berlokasi di Desa Sading,Mengwi.Konon katanya di Pura ini memiliki keistimewaan pada air sucinya atau disebut juga tirta,tirta ini berada di dalam goa yang dipercaya memiliki khasiat dan mampu mendatangkan keturunan,nah kalian yang suka wisata spritual tempat ini cocok untuk yang belum dikaruniai keturunan ataupun penyakit yang tidak bisa disembukan.Ayo kita menguak lebih dalam Pura Kereban Langit!

Lokasi Pura Kereban Langit sangat mudah dijangkau,karena terletak di dekat sungai,ketika anda ke kawasan tersebut anda akan menikmati hamparan sawah yang nuansanya sangat alami seperti kita tinggal dipedesaan. Jarak yang ditempuh dari kota Denpasar sekitar 11 km. Akses ke lokasi dengan kendaraan sepeda motor dan mobil sekitar 20 menit.

    Pura Kereban langit di desa Sading ini memang terbilang unik, terletak di tengah goa di tepi sungai. Seperti yang kita ketahui ada sejumlah pura di Bali yang terletak di dalan goa diantaranya Pura Goa Lawah, Pura Goa Gong,Goa Raja,dan banyak lagi.Saat ini kita ketahui yang lagi viral keberadaannya yaitu Pura Kereban Langit yang terletak di dalam goa menambah deretan nama pura yang tergolong unik dan istimewa di Bali.

    Pura Kereban Langit, berasal dari kata “kereb” yang artinya atap, sehingga dapat diartikan sebagai pura beratapkan langit.Ruangan goa sangat unik dan eksotis, memancarkan aura magis yang kental,tidak mengherankan ruangan dalam goa di Pura Kereban Langit juga sering digunakan sebagai tempat bersemdi dan bermeditasi. Di dalam pura terdapat sejumlah pelinggih, seperti pelinggih Padma yang merupakan pelinggih dari Ratu Gede Lingsir, kemudian pelinggih Ratu Ayu dan Ratu Made, di depan padma terdapat patung terakota dan sejumlah patung penjaga, bagian luar goa terdapat penyawangan Ida Bhatara Batu Bolong dan Ida Bhatara Ratu Gede Dalem Ped.

    Di tengah goa atau bagian utama mandala pura, ada sumber air suci yang dinamakan Tirta Salaka, yang memiliki latar belakang,dimana tempat ini selain dijadikan tempat meditasi juga dipercaya untuk memohon keturunan atau nunas anak,sehingga bagi yang susah mempunyai anak dan sudah melakukan proses medis belum juga mendapatkan hasilnya, maka tidak ada salahnya mencoba untuk memohon anugerah di Pura Kereban Langit.

Di kawasan pura juga terdapat tempat melukat,tempat tersebut yakni Taman beji yang memiliki 5 buah pancoran,airnya berasal dari sumber mata air yang jernih dan alami.Sebelum mlakukan persembahyangan di areal utama pura,para pemedek akan membersihkan diri dan menyucikan diri pada pancoran tersebut.Untuk melakukan nunas atau memohon keturunan dan kesembuhan,syaratnya ialah pemedek membawa banten atau pejati untuk pelinggih di dalam goa dan membawa canang sari untuk pelinggih di areal pura dan juga tempat melukat di pancoran.Tujuan para pemedek yang datang ke pura ini berbagai macam,yang paling sering diminta ialah memohon keturunan dan memohon pengobatan yang tidak bisa disembuhkan secara medis.

Sebelum melakukan Nunas sentana atau memohon keturunan pemedek diwajibkan melakukan prosesi melukat di Taman Beji di anataranya;

1.Pengleburan;Melebur aura negatif 

2.Pengelukatan;Membersihkan unsur negatif 

3.Praysita;Membersihkan diri

4.Pawintenan sari;membersihkan diri

5.Kemakmuran;Setelah pembersihan diri,dengan melakukan prosesi terakhir ini agar kedepanya kita dijauhkan dari aura negatif.

  Piodalan atau perayaan hari raya di Pura Kereban Langit setiap hari Buda Wage Ukir, selain itu juga pada saat bertepatan dengan hari raya seperti Saraswati,Siwaratri,Banyupinaruh,Purnama dan Tilem,banyak warga yang berdatangan untuk bersembahyang dan membersihkan diri.

 


SEJARAH  PURA KEREBAN LANGIT

Menurut penuturan warga sekitar,Pura Kereban Langit dalam prasasti belum tertulis begitu jelas.Namun,bisa dibilang pura ini adalah peninggalan sejarah Bali kuno pada masa pemerintahan Raja Sri Udayana.Ada cerita sangat menarik dibalik berdirinya asal mula pura ini. Konon pura ini ditemukan pada tahun 1923 oleh seorang raja Bali bernama Raja Udayana.Raja sangat ingin memiliki keturunan karena tahta kerajaan ingin diwariskan ke sang buah hati.

Diceritakan sebelum lahirnya raja kembar yaitu Sri maharaja Masula dan Sri Masuli memerintah Bali, kelahiran beliau dimulai dari permohonan ayahandanya yang memohon kepada Ida Bhatara Gunung Agung atau Toh Langkir, karena lama belum dikaruniai anak, maka dari itu beliau memohon anugerah kepada Ida Bhatara agar permaisurinya segera memiliki anak. Kemudian raja menerima bisikan untuk mencari Tirta Salaka.

Raja mengutus seorang brahmana untuk menemukan tirta tersebut, dalam perjalanannya ada sebuah goa Kereban langit, di dalam goa terdapat seorang yang sedang bermeditasi, di sanalah sang Brahmana menceritakan tujuannya datang ke goa tersebut.Setelah menceritakan tujuannya,akhirnya sang brahmana melihat ada sebuah mata air di dalam goa Kereban Langit dan air tersebut adalah Tirtha Salaka.Air suci tersebut dihaturkan dan diminum oleh permaisuri,akhirnya sang permaisuri hamil dan melahirkan anak kembar buncing bernama Sri Masula dan Sri Masuli.

Karena cerita inilah,air suci yang ada di dalam goa yang dinamakan Tirta Salaka sangat diyakini oleh masyarakat mampu memberikan anugerah bagi yang sulit memiliki keturunan.




Pura Kereban Langit yang terletak di Desa Adat Sading, Kecamatan Mengwi, Badung tergolong unik. Puranya berada dalam goa, namun goa tersebut tak seutuhnya tertutup. Ada sebuah lubang cukup besar dari atas yang menyinari sebagian isi goa. Itu sebabnya pura tersebut dinamakan Pura Kereban Langit, yang bermakna pura beratapkan langit. Untuk mencari Pura Kereban Langit tidaklah sulit. Pamedek yang ingin nangkil bisa menggunakan pemandu arah google maps. Jika dari pusat Kota Denpasar, Pura Kereban Langit bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Pura ini terletak di ujung jalan. Untuk mencapai pura ini, pamedek akan menuruni sekitar 30 anak tangga. Setelah itu, pamedek akan sampai di Pura Kereban Langit yang posisinya bersebelahan dengan sungai. Baca Juga: Andrew Ayer Buronan Interpol Yang Sempat Kabur Hari Ini Dideportasi ke Rusia Baca Juga: Miris, Terjerat Pinjol Untuk Bayar Kuliah Calon Advokat Coba Gasak Brankas LBH Bali Keberadaan Pura Kereban Langit ini cukup dikenal sebagai tempat untuk nunas pemargi (meminta petunjuk atau jalan) memohon keturunan. Bukan tanpa sebab tempat tersebut menjadi terkenal seperti itu. Konon, berdasarkan sejarah pura tersebut, kelahiran kembar buncing Sri Masula-Masuli yang pernah menguasai Bali Kuno, berasal dari anugerah tirta selaka yang bersumber dari pura ini. Menurut penuturan Pemangku Pura Kereban Langit, Jero I Ketut Witera belum lama ini keberadaan goa ini sudah ada sejak pemerintahan Raja Udayana. Pada masa pemerintahan ayahanda Sri Masula-Masuli (dalam berbagai referensi disebutkan adalah Sri Jaya Kasunu), lama tidak memiliki keturunan. Sri Jaya Kasunu kemudian memohon pada Ida Bhatara di Gunung Agung Giri Tohlangkir agar dianugerahi keturunan. Konon, saat itu hanya diberikan petunjuk agar mencari tirta salaka yang ada di dalam sebuah goa.

Sumber Artikel berjudul "Menelusuri Pura Kereban Langit Yang Bersejarah di Bali, Biasa Jadi Tempat Memohon Keturunan", selengkapnya dengan link: https://indobalinews.pikiran-rakyat.com/seni-budaya/pr-881658985/menelusuri-pura-kereban-langit-yang-bersejarah-di-bali-biasa-jadi-tempat-memohon-keturunan
Badung -

Hamparan hijau dan cuaca sejuk sangat terasa ketika memasuki kawasan Pura Kereban Langit yang berlokasi di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Kawasan Pura Kereban Langit Sading viral karena dikabarkan memiliki keistimewaan pada air sucinya yang berada di dalam kawasan goa pura tersebut. Air suci tersebut dipercaya dapat mendatangkan keturunan dan mampu mengobati penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh medis.

Menuju ke lokasi Pura Kereban Langit, jika dari Kota Denpasar, Anda dapat menempuh jarak 20 menit (baik motor maupun mobil). Di sana mata Anda akan dimanjakan dengan kawasan hijau persawahan sebelum memasuki pura. Pura tersebut terletak di bawah dan sebelum memasuki kawasan pura, Anda disarankan memakai kamen atau kebaya ringan dan selendang.

Wanita sedang haid dilarang memasuki kawasan pura ini. Biasanya yang datang adalah para pemedek warga Desa Sading, ada juga dari Kota Denpasar dan Tabanan, namun banyak juga wisatawan dari luar Bali yang hendak bersembahyang di pura ini. Tujuan para pemedek ini bermacam-macam, yang paling sering diminta adalah nunas sentana (memohon keturunan) dan nunas tamba (memohon pengobatan).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemangku Pura Jero Mangku I Ketut Witera (68) menuturkan, nama Pura Kereban Langit sudah diberikan sejak dahulu kala, maknanya adalah pura yang beratapkan langit, sangat unik karena pura ini berlokasi di dalam gua. Pura ini dalam prasasti belum ada sejarahnya. Pura ini ditemukan pada tahun 1923 M oleh pemerintahan Sri Udayana.

"Beliau memiliki pewisik Ida betara betari yang nangkil di Gunung Agung agar Munas Tirta mencari di sini yang diutus Brahmana dan patih-patih beliau. Tirta dibawa ke kerajaan untuk diberikan ke istrinya, diminum kemudian istrinya hamil, melahirkan kembar buncing yang bernama Sri Masula dan Sri Masuli," ungkapnya, kepada detikBali ditemui, Sabtu (4/6/2022).

Kemudian, Sri Udayana, katanya, menunjuk raja terdekat di wilayahnya, yaitu Raja Puri Sading. Status pura ini kemudian dimiliki oleh Kerajaan Puri Sading sampai sekarang.

"Saya sebagai pemangku untuk memelihara pura ini sampai piodalan, kebersihan, dan pembangunan fisik," ucapnya.

Ditanya apakah benar air di kawasan Pura Kereban Langit mampu mendatangkan keturunan dan menyembuhkan penyakit, Jero Mangku membenarkan. Kabar itu menyebar setelah raja yang belum punya keturunan menjadi punya keturunan.

"Itu dari mulut ke mulut menyambung dibuktikan dengan kenyataan," ungkap dia.

Untuk melakukan nunas sentana dan nunas tamba syaratnya pemedek harus membawa banten atau pejati (upakara) dan bungkak hijau satu orang satu (kelapa hijau). Pada prosesi nunas sentana ini nantinya pemangku akan memercikkan Tirta (air) Slaka agar pemedek diberikan keturunan atau diberikan kesembuhan dan keberkahan.

"Untuk nunas tamba jenis penyakit yang tidak kelihatan di medis, seperti sering pusing, gemetaran, santet (sejenis itu), alhamdulillah astungkara sembuh. Karena banyak yang sembuh, banyak yang memberikan sesangi (bayar utang/kaul), seperti tedung (payung) dan wastra (pakaian putih kuning)," beber mantan PNS di Pemkab Badung ini.
Baca juga:
Rahina Sugihan Bali, Ini yang Dilakukan untuk Penyucian Bhuana Alit

Pura Kereban Langit, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.Pura Kereban Langit, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Triwidiyanti

Sebelum melakukan nunas sentan, nunas tirta, dan nunas tamba, pemedek diwajibkan melakukan prosesi melukat di Taman Beji yang jaraknya tidak jauh dari Pura. Melukat di Taman Beji yang ada 5 pancoran, yaitu:

1. Pengleburan: melebur hal yang negatif

2. Pengelukatan: membersihkan unsur negatif

3. Prayasita: membersihkan diri

4. Pewintenan sari: membersihkan diri

5. Kemakmuran: supaya kehidupan setelah bersih dilebur supaya sejahtera

Pemedek I Wayan Arya Agustiawan (28) dan Ni Putu Sri Wahyuni (28), yang merupakan penduduk asli Desa Sading, ketika ditemui detikBali mengaku baru menikah tujuh bulan mereka berharap dapat segera diberi keturunan.

"Iya kita ingin segera diberi momongan pengen cepat punya anak meski baru menikah 7 bulan tapi kita berusaha. Ya harapannya laki-laki, tapi kalau nanti dapatnya perempuan ya gk apa-apa," ungkap Ni Putu Sri Wahyuni.

Hal yang sama disampaikan oleh pemedek Putu Suta Wiguna asal Tabanan, yang mengaku melakukan pemelukatan dan nunas tirta untuk mendapatkan keberkahan dan segera diberikan titipan (anak) ketika kelak dia menikah.

"Kebetulan saya mau menikah sebentar lagi ya saya ke sini karena ingin segera mendapatkan titipan (keturunan anak) ketika menikah nanti," katanya.

Baca artikel detikbali, "Pura Kereban Langit Viral Bisa Datangkan Keturunan-Sembuhkan Penyakit" selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6110814/pura-kereban-langit-viral-bisa-datangkan-keturunan-sembuhkan-penyakit.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar