Minggu, 14 Januari 2024

MENGENAL PURA DALEM SAKENAN DI SERANGAN

                            MENGENAL PURA DALEM SAKENAN DI SERANGAN

    Pura Sakenan adalah Pura yang terletak di wilayah selatan Bali, berada di pantai barat laut Pulau Serangan, yaitu sebuah pulau kecil yang berjarak sekitar 10 kilometer di selatan Denpasar. Pura ini masih memiliki hubungan dengan Buddha, yang melinggih Ida Bhatara Sakya Muni.Setiap pengunjung atau wisatawan yang ingin masuk ke tempat suci Pura Sakenan wajib mengenakan sarung dan sabuk kain khas Bali.

    Pura Sakenan hanya berukuran 2,9 kilometer dengan lebar 1 kilometer. Nama Serangan berasal dari kata sira dan angen atau "kangen/ sayang". Pura Sakenan dibangun dengan latar belakang wujud syukur orang yang merasa sira angen dengan keindahan alam pulau ini.

   SEJARAH PURA SAKENAN

      

   Menurut sejarah dalam lontar Usana Bali, Mpu Kuturan atau Mpu Rajakretha membangun pura berdasar konsep yang dibawanya dari Kerajaan Kediri,Jawa.Pura Sakenan ini dibangun oleh Mpu Kuturan pada abad ke-10 Masehi (sekitar 1005 M). Mpu Kuturan tiba di Bali pada tahun 1001 M dalam rangka menata-ulang aspek sosial-religius masyarakat Bali.Prabhu Udayana dan Empu Kuturan merupakan penganut ajaran Buddha Mahayana Sakyamuni. 

    Pada masa pemerintahan Sri Dalem Ketut Ngulasir dari kerajaan Gelgel, rakyat Serangan diperintahkan untuk membuat pemujaan Bhatara di tempat yang sebelumnya disucikan Empu Kuturan dan menamainya "Parahyangan Dalem Sakenan". Nama Sakenan berasal dari kata Sakyamuni, yaitu ajaran Buddha yang dianut oleh Empu Kuturan. Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong (1411 saka atau 1489 masehi), ia bersama Dang Hyang Nirartha disebutkan membangun pelinggih Sekar Kancing Gelung di Pura Sakenan. Ketika Danghyang Nirartha mengadakan perjalanan keliling Bali untuk mengunjungi tempat-tempat suci, ia sampai di Pulau Serangan. Dalam Dwijendra Tattwa ditulis:

"... sesudah Danghyang Nirartha mensucikan diri di Bukit Payung, lalu dia meneruskan perjalanan dengan menyusur pantai laut yang sangat indah dan mempesona menuju arah utara. Pantai yang dilalui cukup permai dengan pasirnya yang putih memberikan keindahan alam yang eksotis, ditambah lagi dengan hembusan angin dan lautan yang dapat menyegarkan jasmani."

    Akhirnya, disana Danghyang Nirartha membangun pelinggih (bangunan suci) di Pura Sakenan.Menurut warga lokal sekitarnya, Pura Sakenan awalnya hanya berbentuk sebuah batu bersinar yang ditemukan oleh Danghyang Astapaka ketika melakukan perjalanan ke Bali pada tahun 1530 M, akhirnya beliau membuat pura. Singkat cerita Dang Hyang Nirartha melihat pura tersebut,kemudian menyempurnakannya dengan melakukan upacara. Pura tersebut kemudian dinamakan Pura Sakenan.

    Pada tanggal 8 April 1999, Pura Sakenan diserahkan oleh Dispenda Badung kepada masyarakat Desa Adat Serangan. Masyarakat Serangan melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.Masyarakat Desa Adat Serangan melakukan gotong-royong mengadakan kebersihan di sekitar pura, menjadi panitia penyambut kedatangan panitia dari kabupaten, serta memiliki 27 orang pemangku.

Arsitektur Bangunan

    Pura Sakenan berkonsep Tri Mandala yang dibagi menjadi sebagai berikut,yakni utama mandala,madya mandala dan nista mandala.Pura sakenan salah satu pura yang terpenting di Bali dengan adanya nilai nilai kearifan lokal yang tercantum didalamnya.

utama mandala, madya mandala, dan nista mandala. Sebagai salah satu tempat peribadatan umat Hindu, Pura Sakenan sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Pura ini pun menjadi salah satu warisan sejarah yang kerap dikunjungi.

Baca artikel detikbali, "Pura Sakenan: Sejarah, Lokasi, dan Fasilitasnya" selengkapnya https://www.detik.com/bali/wisata/d-6375418/pura-sakenan-sejarah-lokasi-dan-fasilitasnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Pura Sakenan memiliki konsep Tri Mandala dan dibagi menjadi tiga halaman, yakni utama mandala, madya mandala, dan nista mandala. Sebagai salah satu tempat peribadatan umat Hindu, Pura Sakenan sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Pura ini pun menjadi salah satu warisan sejarah yang kerap dikunjungi.

Baca artikel detikbali, "Pura Sakenan: Sejarah, Lokasi, dan Fasilitasnya" selengkapnya https://www.detik.com/bali/wisata/d-6375418/pura-sakenan-sejarah-lokasi-dan-fasilitasnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Pujawali atau Piodalan Pura Dalem Sakenan

    Pujawali (perayaan agung) dan piodalan Pura Sakenan jatuh pada hari Sabtu Kliwon Kuningan menurut kalender Pawukon Bali yang panjangnya adalah 210 hari. Perayaan berlangsung selama tiga hari yang puncaknya pada hari Minggu. Perayaan piodalan bertepatan dengan perayaan Kuningan (hari raya), 10 hari setelah Galungan. Pastinya ketika hari pujawali dilaksanakan,bukan hanya warga setempat saja datang melainkan warga daerah lainpun berdatangan untuk melakukan persembahyangan di pura tersebut.Biasanya perayaan tersebut juga diramaikan berbagai pentas seperti tari Barong hingga tari Topeng.

    Saat berkunjung ke Pulau Serangan, anda tak hanya dapat mengunjungi Pura Sakenan sebagai objek wisata yang terkenal dan bersejarah,namun ada objek menarik lainnya di pulau tersebut yaitu sebuah pantai. Pantai ini kerap dijadikan objek wisata snorkling oleh para wisatawan.Di kawasan Pulau Serangan, ada berbagai warung kuliner yang tentu akan menggugah selera makan anda. Mayoritas menawarkan menu berbagai macam ikan laut,tetapi ada juga menu sayuran,seperti plecing kangkung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar